Kita semua memiliki firasat samar bahwa media sosial buruk bagi pikiran kita, bagi anak-anak kita, dan bagi demokrasi kita. Namun kenyataannya adalah bahwa jangkauan dan dampaknya jauh lebih dalam daripada yang kita pahami. Berdasarkan pelaporan internasional selama bertahun-tahun, Max Fisher menceritakan kisah internal yang mencekam dan menyakitkan tentang bagaimana Facebook, Twitter, YouTube, dan jejaring sosial lainnya, dalam mengejar keuntungan tanpa batas, memangsa kelemahan psikologis untuk menciptakan algoritme yang mendorong pengguna sehari-hari ke opini ekstrem dan, semakin banyak, tindakan ekstrem. Seperti yang ditunjukkan Fisher, prinsip-prinsip dasar perusahaan, dikombinasikan dengan fokus yang sempit untuk memaksimalkan keterlibatan, telah menyebabkan dunia yang tidak stabil bagi semua orang.
Menjelajahi planet ini, Fisher melacak penyebaran ujaran kebencian dan limpahannya menjadi kekerasan, penyakit yang pertama kali bernanah di tempat-tempat yang jauh hingga puncaknya yang gelap di Amerika selama pandemi, pemilihan umum 2020, dan Pemberontakan Capitol. Selama itu semua, raksasa media sosial menolak untuk campur tangan dengan cara yang berarti, mengklaim memperjuangkan kebebasan berbicara padahal sebenarnya yang paling mereka hargai adalah keuntungan tanpa batas. Hasilnya, seperti yang ditunjukkan Fisher, adalah pergeseran budaya menuju dunia di mana orang-orang terpolarisasi bukan oleh keyakinan berdasarkan fakta, tetapi oleh misinformasi, kemarahan, dan ketakutan.
Namun, narasinya lebih dari sekadar tentang penjahat. Fisher juga merangkai kisah-kisah tentang orang luar yang heroik dan pembelot Lembah Silikon yang membunyikan alarm dan mengungkapkan apa yang terjadi di balik pintu tertutup Big Tech. Baik secara panorama maupun intim, The Chaos Machine adalah kisah definitif tentang kebangkitan yang luar biasa dan warisan yang bermasalah dari para raksasa teknologi, serta seruan yang membangkitkan semangat dan penuh harapan untuk menghentikan malapetaka yang menimpa pikiran dan dunia kita sebelum terlambat.