Sebelum ditemukannya insulin, diabetes diobati hampir secara eksklusif melalui diet, mulai dari makan daging, hingga bergantung pada lemak, hingga puasa berulang dan menjalani pola hidup hampir kelaparan. Setelah dua abad nasihat medis yang saling bertentangan, sebagian besar ahli saat ini percaya bahwa penderita diabetes dapat memiliki kebebasan diet yang sama seperti kita semua, menyerahkan tugas pengendalian penyakit mereka kepada terapi insulin dan obat penurun gula darah lainnya. Daripada melakukan upaya “sia-sia” untuk membatasi asupan gula atau karbohidrat, penderita diabetes dapat menjalani hidup normal, lengkap dengan sesekali makan es krim, kentang goreng, atau soda.
Namun, prinsip-prinsip panduan ini telah disertai dengan peningkatan eksplosif diabetes selama lima puluh tahun terakhir, khususnya di antara populasi yang kurang terlayani. Dan kesehatan penderita diabetes diperkirakan akan terus memburuk seiring berjalannya waktu, dengan beban finansial, fisik, dan psikologis yang terus meningkat. Dalam Rethinking Diabetes, Gary Taubes menelusuri sejarah yang mendasari pengobatan diabetes, tipe 1 dan 2, menjelaskan bagaimana penelitian yang telah dilakukan selama puluhan tahun yang penuh dengan kesalahpahaman terus memengaruhi panduan yang diberikan dokter—dengan mengorbankan kesejahteraan jangka panjang pasien mereka.
Hasil karya Taubes adalah penataan ulang perawatan diabetes yang menganjurkan pemusatan kembali pola makan—khususnya, lebih sedikit karbohidrat dan lebih banyak lemak—daripada ketergantungan pada insulin. Taubes berpendapat secara kritis dan penuh semangat bahwa dokter dan peneliti medis harus mempertanyakan kebijaksanaan yang telah mapan yang mungkin telah memungkinkan epidemi diabetes dan obesitas saat ini, dan memperbarui fokus mereka pada uji klinis untuk menyelesaikan kontroversi yang kini telah berlangsung selama satu abad.