Pernah mendengar tentang kromosom Y? Kromosom itulah yang membuat pria… ya, pria. Namun, inilah yang menarik: para ilmuwan berpikir kromosom itu mungkin akan segera punah! Benar sekali – kromosom Y perlahan menghilang, dan membuat banyak orang bertanya-tanya, “Apa artinya ini bagi pria?” Mari selami sains di balik tindakan menghilang yang misterius ini dan jelajahi seperti apa masa depannya.
Dasar-dasar Kromosom Y
Mari kita uraikan. Pada manusia, kita memiliki sepasang kromosom yang menyimpan DNA kita dan menentukan segala sesuatu tentang kita, mulai dari warna mata hingga jenis kelamin biologis kita. Wanita memiliki dua kromosom X, tetapi pria memiliki satu X dan satu Y. Kromosom Y bertanggung jawab untuk menentukan karakteristik jenis kelamin pria, seperti membuat sperma. Namun, inilah yang menarik: dibandingkan dengan kromosom X, kromosom Y sangat kecil! Kromosom X memiliki antara 900 hingga 1.400 gen, sedangkan kromosom Y hanya memiliki sekitar 45. Itu perbedaan yang besar, bukan?
Namun, kromosom Y tidak selalu terlihat seperti ini. Ketika kromosom Y pertama kali muncul dalam sejarah evolusi kita, ukurannya sebesar kromosom X dan penuh dengan gen. Namun, selama jutaan tahun, kromosom Y telah kehilangan sekitar 97% gen tersebut. Sekarang, kromosom Y berjuang untuk mengimbanginya, dan para ilmuwan percaya bahwa kromosom Y pada akhirnya dapat menghilang sepenuhnya.
Mengapa Kromosom Y Memudar?
Menurut Jenny Graves, seorang ahli genetika dan ahli kromosom Y, masalahnya adalah mutasi dan perbaikan. Setiap kali sel membelah untuk menghasilkan sperma, ada kemungkinan terjadinya mutasi – seperti kesalahan ketik pada DNA. Kromosom Y, tidak seperti kromosom lainnya, tidak memiliki pasangan yang cocok (seperti halnya kromosom X pada wanita) untuk membantu memperbaiki “kesalahan ketik” ini. Jadi, seiring berjalannya waktu, mutasi tersebut terbentuk dan melemahkan kromosom.
Masalah lainnya adalah kromosom Y terletak di tempat yang “berisiko” – testis. Di sana, pembelahan sel sering terjadi, yang meningkatkan kemungkinan terjadinya mutasi. Dan tanpa adanya pasangan untuk memperbaiki kesalahan ini, gen kromosom Y secara bertahap akan menurun. Masalah ini tidak terbatas pada manusia saja; bahkan beberapa hewan, seperti beberapa jenis hewan pengerat dan lalat buah, kehilangan kromosom Y mereka.
Apa yang Akan Terjadi pada Pria Selanjutnya?
Jika kromosom Y akhirnya menghilang, apakah itu berarti pria juga akan menghilang? Tidak harus. Mari kita lihat beberapa hewan yang telah menghadapi masalah ini. Misalnya, pada beberapa spesies tikus, kromosom Y telah hilang. Lalu, bagaimana mereka bisa menghasilkan jantan? Hewan-hewan ini telah mengembangkan gen penentu jenis kelamin baru pada kromosom lain, yang menggantikan kromosom Y.
Graves menjelaskan bahwa hal ini juga dapat terjadi pada manusia. Bayangkan kita mengembangkan gen baru yang menentukan apakah seseorang akan berjenis kelamin jantan atau betina, seperti yang dilakukan beberapa hewan pengerat. Kedengarannya futuristik, tetapi itu mungkin. Akan tetapi, masalahnya adalah bahwa memiliki gen penentu jenis kelamin yang lama dan baru dapat menyebabkan kebingungan dan bahkan menyebabkan manusia terpecah menjadi kelompok yang berbeda. Ini seperti memiliki dua buku pedoman dalam permainan yang sama.
Mungkinkah Kita Berakhir di Dunia Tanpa Pria?
Kedengarannya seperti film fiksi ilmiah, bukan? Namun, sebelum Anda mulai membayangkan masa depan yang hanya dihuni wanita, mari kita pertimbangkan beberapa alternatif. Secara teori, ada proses yang disebut partenogenesis, di mana sel telur dapat berkembang menjadi embrio tanpa pembuahan oleh sperma. Beberapa hewan dapat melakukan ini, tetapi manusia tidak dapat melakukannya, setidaknya belum. Ada gen tertentu yang perlu berasal dari sperma agar bayi dapat berkembang dengan baik, jadi untuk saat ini, pria masih dibutuhkan.
Meskipun demikian, jika kromosom Y benar-benar menghilang, manusia mungkin akhirnya beradaptasi untuk bertahan hidup tanpanya. Gen baru dapat mengambil alih tugas kromosom Y. Namun, kita berbicara tentang jutaan tahun di masa depan, jadi tidak perlu panik. Graves memperkirakan bahwa kromosom Y memiliki sekitar enam hingga tujuh juta tahun lagi sebelum benar-benar menghilang.
Apa Artinya bagi Masyarakat?
Penurunan kromosom Y tidak hanya menimbulkan pertanyaan biologis – tetapi juga memiliki implikasi sosial. Seperti apa dunia tanpa laki-laki? Dan bagaimana jika manusia berevolusi untuk memiliki cara yang sama sekali baru dalam menentukan jenis kelamin? Kita mungkin melihat perubahan besar dalam struktur keluarga, teknologi reproduksi, dan bahkan norma budaya seputar gender. Jika manusia dapat beradaptasi seperti hewan pengerat tanpa Y, peran laki-laki dapat berubah secara signifikan.
Untuk saat ini, para ilmuwan mengawasi kromosom Y, ingin tahu ke mana arahnya. Meskipun mengalami degradasi, kita tidak tahu pasti apa yang akan terjadi. Evolusi penuh dengan kejutan, dan mungkin memiliki beberapa trik tersembunyi.
Kromosom Y menghilang, tetapi itu tidak berarti berakhirnya laki-laki – setidaknya, belum. Meskipun kromosom Y telah kehilangan gen selama jutaan tahun, evolusi telah menunjukkan bahwa kehidupan dapat beradaptasi dengan cara yang luar biasa. Masa depan mungkin membawa perubahan dalam cara menentukan jenis kelamin dan bahkan dalam cara manusia bereproduksi. Namun untuk saat ini, kita masih membutuhkan kromosom Y, dan pria akan tetap ada.
Sumber : sciencefokus.com